KEINDAHAN KEBUN TEH SIDAMANIK
Tempat yang kami disinggahi ini berada Di Desa bah butong , kecamatan
Sidamanik. Desa ini memiliki pesona kebun teh yang indah bergelombang
padu dengan kontras langit biru. Tanaman pohon teh perkebunan Bah Butong
tersebar di 6 (enam) afdeling, yaitu afdeling 1, 2, 3, sampai 6.
Masing-masing afdeling memiliki lahan paling tidak sekitar 600 ha
ditambah perumahan perkebunan (emplasmen) yang dihuni oleh para karyawan
perkebunan itu. Sekitar 150 – 200 kk karyawan yang menempati perumahan
di tiap-tiap afdeling, sebahagian besar mereka terdiri dari pekerja
kasar, pemetik teh, penyemprot hama, pemupuk tanaman, kepris/pemangkas
tanaman, kerja embong/merumput pinggir-pinggir jalan, kamaruwak/merawat
taman, kantor afdeling, balai pertemuan, centeng, dan beberapa pekerja
halus seperti mandor, kerani, guru ngaji /petugas masjid, dan mandor
besar. Tiap afdeling dipimpin seorang Asisten yang bertempat tinggal di
Emplasmen. Jadi yang dikatakan afdeling itu seperti sebuah desa. Sejarah
mencatat Kebun Bah Butong adalah kebun paling tua yang dibuka oleh
Nederland Handel Maatschappij pada 1917. Hanya saja pabrik tehnya
bukanlah yang tertua. Pabrik tertua ada di Kebun Sidamanik yang
dioperasikan pada 1926 atau lima tahun lebih dulu ketimbang pabrik di
Kebun Bah Butong. Adapun Kebun Sidamanik justru baru dibuka oleh Handles
Vereniging Amsterdam pada 1924. Dari seluruh kebun teh itu, teh Bah
Butong boleh jadi paling terkenal di antara seluruh produksi teh dari
kebun yang ada. Salah satu jenis teh produksi kebun itu yang dibanggakan
adalah ‘Dust I Bah Butong’. Teh ini punya konsumen fanatik sampai
kenegara tetangga Malaysia. Bahkan dahulu,Teh ini sempat dipasarkan di
Eropa. Sama seperti Perkebunan Teh Kayu Aru Jambi , yang dilirik oleh
Lipton Tea. Indonesia menjadi salah satu produsen teh terbesar no 5 di
dunia, dengan cirinya yang khas (selain India) karena punya dua
karakter teh berbeda. Sama seperti teh India yang punya karakter teh
India Selatan dan Utara. Menurut pembeli dari Eropa, teh Indonesia juga
punya dua karakter berbeda, teh Jawa dan teh Sumatera.
Langganan:
Komentar (Atom)








Tidak ada komentar:
Posting Komentar